Menyadari Peran dalam Sebuah Tim
Sumber dari unsplash.com |
"Segala sesuatu jika porsinya berlebihan, hampir pasti akan berujung pada hal yang kurang baik."
Saya mempercayai betul hal tersebut.
Tidak terkecuali pada kerja sama dalam sebuah tim. Porsi peranan seseorang yang terlalu besar atau dominan dalam sebuah tim, akan menyebabkan kerja sama tidak berjalan lancar dalam tim tersebut. Selain itu, potensi terbaik yang seharusnya bisa dimaksimalkan dari masing-masing individu didalamnya juga menjadi terbuang sia-sia.
Hal ini nampaknya lumrah kita temui sejak mengenyam bangku pendidikan sekolah dasar hingga perguruang tinggi, bahkan sampai di lingkungan kerja. Kita akan sering menemui sesosok anggota yang secara pengetahuan, kemampuan teknis maupun berbicara terlihat lebih menonjol dibandingkan anggota yang lain. Dan biasanya, karena anggota yang lain lebih pasif dari orang tersebut, akhirnya semacam terjadi kesepakatan tidak tertulis bahwa dia lah yang akan jadi ujung tombak, tulang punggung dari tim tersebut.
Ujungnya, dengan bentuk kerja sama tim yang seperti itu, satu orang itulah yang hanya mendapat pengalaman berarti dari tugas yang dikerjakan, sementara anggota yang lain seringnya hanya mendapatkan waktu santai dan nilai akhir yang bagus, yang mereka dapatkan secara cuma-cuma. Mungkin ketika masih berada di bangku sekolah, menjadi anggota yang pasif dan tanpa kontribusi adalah hal yang menyenangkan. Tapi, anda akan kecewa sepenuhnya ketika masih menerapkan hal tersebut hingga saat anda masuk ke dunia kerja.
Mungkin model kerja sama seperti itu sering terjadi karena, banyak yang merasa minder duluan ketika tergabung dalam sebuah tim yang didalamnya ada sosok yang dinilai "sempurna" karena menguasai banyak hal, sehingga mereka memilih untuk memasrahkan seluruh pekerjaan tim kepada sosok sempurna tersebut, dan selanjutnya hanya mengikuti perintah darinya, sedikit berkontribusi, atau bahkan tidak sama sekali.
Saya pun sering mengalami kondisi serupa. Ketika masih sekolah hingga ke perguruan tinggi, saya sering berada di posisi sebagai orang yang merasa minder dalam sebuah tim. Sejujurnya itu pengalaman yang saya sesali saat ini ketika mengingatnya kembali.
Tapi syukurlah saya mendapatkan kesempatan untuk menebus kekeliruan yang saya lakukan selama bekerja sama di masa yang lalu, ketika saya memasuki dunia kerja. Terlebih setelah saya diberikan kepercayaan mengelola tim untuk bisa mencapai target yang diinginkan.
Saat diberikan kepercayaan tersebut, saya menyadari bahwa saya tidak mungkin bisa handal dalam semua aspek teknis yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek yang datang. Di saat itu juga saya melihat rekan-rekan tim yang sudah memiliki keahlian lebih baik dari saya di beberapa aspek teknis yang tidak terlalu saya kuasai.
Akhirnya saya berusaha untuk memaksimalkan apa yang ada pada tim. Ketika datang sebuah proyek yang mengharuskan menggunakan teknologi A,B,C, dan/atau seterusnya, saya sudah tau akan saya delegasikan proyek tersebut kepada siapa, karena saya juga sudah tau peta kekuatan pada tim.
Saya memaksimalkan tugas saya untuk bisa mengelola tim dengan baik, mendelegasikan tugas kepada anggota tim yang memiliki kemampuan sesuai dengan spesifikasi proyek yang akan dikerjakan, membuka diskusi dengan tim ketika mereka mengalami kendala di tengah proses pengerjaan proyek untuk sama-sama bisa menemukan solusi terbaik.
Begitu juga dengan rekan-rekan tim saya, mereka memaksimalkan potensi dirinya ketika tiba saat mereka untuk "tampil".
Hasilnya benar-benar menyenangkan. Satu tim bisa aktif terlibat dalam hampir setiap kesempatan mulai dari sesi diskusi untuk review proyek yang datang, proses pengerjaan proyek, sampai dengan diskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam proyek. Dan dengan metode itu, walau masih banyak diperlukan peningkatan di banyak aspek, tapi secara keseluruhan hasil akhirnya memuaskan. Seluruh anggota tim bisa lebih mengenali dan memaksimalkan apa yang ada pada dirinya, yang juga berdampak pada hasil akhir yang memuaskan di banyak proyek.
Sekian dulu tulisan ini, semoga bisa bermanfaat bagi anda yang masih merasa minder untuk aktif terlibat dalam sebuah tim. Intinya, kenali dulu potensi terbaik kita, tawarkan hal tersebut kepada tim, mintalah masukan jika yang kita lakukan dirasa kurang baik dan masih bisa ditingkatkan. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang tetap mau belajar dan bisa bermanfaat untuk orang lain.
hal ini yang perlu didalam tim saya, terimakasih telah membuat artikel ini akan saya coba terapkan di tim data entry saya, ijin copas sebagai bahan tulisan untuk grup tim kantor
ReplyDeleteSenang bisa membantu, dan semoga sedikit pemikiran saya di tulisan ini bisa bermanfaat untuk anggota tim-nya ya.
DeleteDan jika berkenan, saya senang sekali jika saudara mau menginformasikan kepada saya jika tulisan saya ini nantinya akan dipublikasikan secara online, dengan menyertakan sumber aslinya dari blog saya.