Freelance Juga Butuh Kesepakatan Kerja
masbobz.com | Freelance Juga Butuh Kesepakatan Kerja |
Meskipun tidak memiliki segala hal yang berbau formal dari sebuah pekerjaan kantoran, dalam kerja freelance pun juga membutuhkan sebuah kesepakatan kerja.
Kesepakatan kerja inilah yang akan menyelamatkan hari-hari kita selama proses kerja sama dengan klien berlangsung.
Kesepakatan kerja adalah segala aturan yang disepakati antara pekerja dan klien sejak dimulainya proses kerja sama sampai berakhirnya proses kerja sama tersebut.
Contoh aturan dalam kesepakatan kerja ini seperti :
- Berapa hari/jam proyek akan dikerjakan
- Pada jam berapa komunikasi akan berlangsung
- Akan ada berapa banyak revisi nantinya
- Di setiap revisi perlu biaya tambahan atau tidak
- dan lain - lain.
Bayangkan jika tidak ada kesepakatan yang saya sebutkan di atas. Maka selanjutnya kemungkinan yang akan terjadi dalam sebuah proyek adalah : proyek tidak kunjung selesai, jam tidur terganggu dengan email dari klien, revisi berulang kali tanpa ada biaya tambahan, dan masih banyak lagi hal lainnya yang bisa membuat tidak nyaman dari sisi kita sebagai pekerja, maupun dari sisi klien juga.
Padahal, jika mau meluangkan waktu sebentar saja di awal ketika tawaran dari klien masuk, maka hal-hal tersebut tidak perlu terjadi.
Saat tawaran masuk dari klien, kita harus bisa menguasai diri. Jangan buru-buru mengiyakan semua yang diminta klien. Pikirkan juga bagaimana kita akan mengerjakan proyek tersebut. Apakah kita benar-benar sanggup atau tidak.
Jangan mudah tergiur dengan nominal yang ditawarkan. Karena sekali salah langkah dan tidak memikirkan hal tersebut, maka bersiaplah untuk kemungkinan terburuknya yang sudah saya sebutkan di atas.
Bahkan seorang profesional yang sudah menggeluti profesinya bertahun-tahun pun akan tetap melakukan hal serupa : tidak terburu-buru dalam menerima tawaran klien. Review mendalam di awal, dari sebuah proyek yang ditawarkan klien wajib hukumnya jika kita ingin memberikan hasil terbaik.
Menurut saya pribadi, bekerja itu bukan cuma urusan berapa banyak uang yang kita dapat. Tapi juga apa yang bisa kita berikan dan bermanfaat bagi klien. Jika sudah memiliki mindset seperti itu, maka hasil pekerjaan akan lebih rapih dan juga kita bisa memberikan impresi yang baik kepada klien, yang bisa saja suatu hari nanti mereka akan bekerja sama lagi dengan kita.
Kenapa saya bisa bilang begini? Karena saya sudah mengalami dua hal ini sendiri: terburu-buru dalam mengiyakan permintaan klien, dan tidak terburu-buru menghadapi permintaan klien.
Beginilah perbedaan dari keduanya :
1. Terburu-buru menghadapi klien
Momen pertama saat mendapatkan klien dari luar negeri melalui Fiverr. Senangnya bukan main. Apalagi nominal yang ditawarkan cukup besar. Saya langsung tergiur sampai lupa menentukan kesepakatan kerja kedepannya akan seperti apa.
Akhirnya apa yang saya dapatkan?
- Proyek berjalan berbulan-bulan dengan banyak revisi yang seperti tidak ada habisnya
- Komunikasi berjalan cukup lambat karena tidak ada kesepakatan jam berapa komunikasi akan dilaksanakan, padahal kami memiliki perbedaan waktu kurang lebih 6 jam
- Tidur larut malam karena harus teleconference dengan klien membahas poin-poin revisi
- dan rasa kurang puas karena tidak bisa memberikan hasil terbaik.
Tapi pengalaman kurang menyenangkan tersebut saya jadikan pelajaran yang selanjutnya bisa saya antisipasi di kesempatan kedua.
2. Tidak terburu-buru menghadapi klien
Sudah mengalami sendiri akibat dari kurangnya proses review dan tidak ditentukannya kesepakatan kerja sama di awal proyek, di kesempatan kedua saya tidak buru-buru lagi dalam menghadapi klien.
Klien lain menghubungi saya lewat Fiverr, dengan nominal proyek yang tidaklah sebesar proyek pertama. Tidak masalah. Yang penting saya beritahukan ke klien apa yang bisa saya tawarkan (jam kerja, jam komunikasi, lama waktu pengerjaan) dan apa yang bisa dia dapatkan (hasil akhir yang sesuai harapan).
Kesepakatan tersebut saya lakukan hanya melalui fitur chat di Fiverr, sesimpel itu tanpa perlu dokumen resmi. Yang penting kita beritahukan sejelas mungkin kesepakatannya seperti apa selama proses kerja sama berlangsung nantinya. Dan jika kemungkinan terburuk terjadi, misal salah satu pihak melanggar kesepakatan, cukup tunjukkan chat history soal kesepakatan tersebut.
Deal terjadi dan mulailah saya mengerjakan proyek tersebut.
Apa yang saya dapatkan di kesempatan kedua ini?
- Proyek berjalan sesuai jadwal, seringkali bisa rampung lebih cepat
- Komunikasi berjalan lancar karena sudah ada kesepakatan jam berapa akan dilakukan komunikasi, untuk menyiasati perbedaan jam
- Tidur lebih teratur
- Waktu pengerjaan lebih teratur
- Rasa puas akan hasil pekerjaan, terbukti dengan review bagus yang diberikan oleh klien di profil Fiverr saya
- Klien kembali mengajak saya bekerja sama berkali-kali, dengan total nilai proyek yang lebih besar dari proyek di kesempatan pertama.
●●●
Sangat berbeda ya pengalaman yang didapatkan dari kedua kondisi tersebut. Sangat bertolak belakang satu sama lain. baik dari segi prosesnya maupun hasil akhirnya.
Seringnya, banyak orang perlu jatuh dulu sampai akhirnya bisa menemukan langkah yang baik untuk menghadapi masalahnya di kemudian hari. Mudah-mudahan rekan-rekan yang membaca ini tidak perlu mengalami hal seperti itu.
Langkah antisipasi sangat diperlukan hampir di semua hal yang kita hadapi. Menghadapi klien dari pekerjaan kita cuma salah satu contohnya. Dengan melakukan review lebih baik dan memiliki langkah antisipasi dari setiap hal yang kita hadapi, maka peluang untuk mendapatkan hasil terbaik akan semakin besar. 👊
Artikel ini adalah salah satu bagian dari tulisan serial saya mengenai "Hal yang Diperlukan untuk Kerja Freelance"
Comments
Post a Comment