Kesempatan yang Bertemu Kesiapan
Original image: unsplash.com |
Bulan November lalu, saya sempat diminta tolong oleh seorang rekan kerja untuk mencari orang yang bisa editing video untuk mengerjakan sebuah proyek. Karena memang lingkup koneksi saya belum mencakup ranah tersebut, akhirnya pilihan pun terbatas. Dapatlah satu orang yang sekiranya bisa saya tawari.
Rekan kerja saya kemudian minta untuk ditunjukkan dulu portofolio dan profil Linkedin dari kandidat tersebut. Portofolio sudah ada, sayangnya profil Linkedin belum punya. Dan setelah dipertimbangkan mengenai hasil portofolionya yang belum sesuai dengan kebutuhan proyek, akhirnya kesepaktan belum bisa terjadi.
Jarak antara sebuah kesempatan menjadi kenyataan atau tidak begitu tipis. Terpisah oleh profil Linkedin dan portofolio yang belum memadai. Apa jadinya jika dua kendala tersebut berhasil diatasi? Punya profil Linkedin, dan portofolio yang sesuai. Kemungkinan besar kesempatan akhirnya didapatkan.
Sedekat itu jarak dari sebuah kesempatan yang bisa kita dapat. Mungkin hanya butuh sedikit usaha ekstra untuk bisa mendapatkannya.
●●●
Pengalaman Pribadi
Saya pun pernah berkali-kali mengalami kondisi tersebut: kesempatan yang belum bertemu kesiapan. Berkali-kali mendaftar berbagai lowongan pekerjaan, yang sudah sampai tahap akhir bahkan dan tinggal tanda tangan kontrak, pada ujungnya gagal. Kondisi yang saya yakin bahwa kesempatan itu akan bisa saya dapat karena sudah sangat dekat dan merasa sudah siap, pada akhirnya bisa lepas juga.
Soal kesempatan dan kesiapan ini kadang memang agak aneh. Datang di saat yang tidak terduga. Kesempatan misalnya, tiba-tiba bisa datang ketika saya tidak pernah menduga itu akan datang, tapi saat itu saya memang membutuhkannya untuk mencukupi kebutuhan.
Dan soal kesiapan, sering saya mengalami bahwa ketika sebuah kesempatan datang, saya berada dalam kondisi yang saya tidak menduga saya siap, tapi ternyata apa yang dibutuhkan oleh kesempatan tersebut sesuai dengan apa yang sudah siap pada diri saya.
Supaya tidak mengawang-awang, saya coba berikan contoh.
Pernah suatu ketika ada orang asing yang mengirimkan email dalam bahasa Inggris dan menawarkan kerja sama untuk membuat cover pamflet. Dia mengaku bahwa mendapat rekomendasi dari seseorang untuk menghubungi saya jika perlu bantuan mengenai desain.
Dan saat itu kondisinya saya baru saja mengerjakan desain portofolio perusahaan dari salah seorang rekan, setelah sekian lama saya tidak pernah pegang pekerjaan desain cetak. Saya tunjukkan saja desain yang baru saya kerjakan tersebut ke orang asing tadi, dan dia cocok. Terjadilah kesepakatan kerja sama.
Dan kalau saya simpulkan selama kerja sama tersebut, saya mengerjakan hal yang relatif sederhana, tapi honor yang saya dapat membuat tidak menyangka, bahwa ternyata bisa pekerjaan sederhana tersebut dihargai sejumlah itu.
●●●
Original image: unsplash.com |
Hal di luar dugaan dan penyebabnya
Nah dari contoh itu, saya sedikit mengerti kadang ada hal-hal yang diluar logika kita, bisa terjadi begitu saja. Mana mungkin saya bisa mengira ada orang asing tiba-tiba mengirimkan email mengajak kerja sama, dan sampai sekarang saya tidak tahu atas rekomendasi siapa sampai akhirnya dia bisa menghubungi saya. Mana saya mengira bahwa pekerjaan mendesain portofolio perusahaan dari seorang rekan, ternyata membuat saya jadi siap ketika email yang berisi kesempatan dari orang asing tersebut datang.
Mungkin jawabannya adalah: waktu yang tepat.
Waktu yang tepat
Setiap dari kita sudah memiliki porsinya masing-masing dalam berbagai hal, salah satunya soal rejeki. Rejeki pun bentuknya bisa bermacam-macam, salah satunya melalui kesempatan kerja seperti yang saya ceritakan.
Pilihan keputusan yang bersifat kecil maupun besar dalam kehidupan sehari-hari, sering bisa menjadi pembuka jalan pada kesempatan-kesempatan diluar sana. Hal-hal yang kita tekuni juga demikian. Dikombinasikan dengan waktu yang tepat, misal seperti saat kita membutuhkan uang untuk bisa membantu keluarga yang sedang di rumah sakit, atau membahagiakan orang terdekat kita dengan mengajak berlibur, maka saat itulah kesempatan bisa muncul, bahkan dari jalan yang tidak terduga.
Dan mungkin ada satu lagi yang paling penting, ikhlas dalam menjalankan berbagai hal.
Ikhlas
Ikhlas dalam memberi, ikhlas memaafkan, ikhlas menerima. Banyak hal baik terjadi dalam hidup, mungkin penyebabnya karena apa yang kita tanam secara ikhlas dalam tindakan-tindakan kita sebelumnya.
Hal-hal sesederhana seperti menghentikan kendaraan sebentar saat ada orang akan menyebrang jalan, tidak mengambil pusing omongan buruk orang tentang kita, mensyukuri apa yang didapat dari rasa lelah seharian, hal-hal seperti inilah yang akan memantulkan hal yang serupa kepada kita, bahkan bisa dalam bentuk yang lebih baik.
⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼
Baca artikel terkait:
Comments
Post a Comment