Perlahan Meninggalkan Aplikasi Bajakan
Original image: unsplash.com |
Proses. Adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perjalanan meninggalkan aplikasi bajakan. Terbiasa menggunakan berbagai macam perangkat lunak (mulai dari sistem operasi sampai semua aplikasi) yang terpasang di komputer cukup dengan membayarkan sekian puluh ribu rupiah, membuat banyak dari kita kurang paham bahwa hal itu sebenarnya menyalahi aturan.
Ada begitu banyak tangan dan pemikiran kreatif yang menciptakan aplikasi yang bisa didapatkan secara murah meriah itu, justru tidak mendapatkan imbalan dari apa yang mereka ciptakan.
Saya pun termasuk orang yang cukup lama menikmati hal tersebut. Sampai akhirnya tiba di satu momen, yaitu ilustrasi yang saya buat dipakai orang lain tanpa mereferensikan nama atau akun sosial media yang saya gunakan untuk mengunggah ilustrasi tersebut.
Rasanya cukup menjengkelkan, padahal yang saya buat sekadar karya digital yang dampaknya tidak terlalu besar, bagi orang lain.
Belajar dari pengalaman itu, setelah lulus kuliah sampai akhirnya mendapatkan pekerjaan, saya memeriksa ulang sebenarnya aplikasi apa saja yang saya butuhkan untuk ada di dalam laptop.
Ternyata saya cuma butuh ini:
- Text Editor, yang mendukung untuk kebutuhan programming, khususnya pembuatan website
- Web Browser
- File Transfer Protocol (FTP), untuk keperluan mengunggah file ke server website
- Design Tools, untuk pembuatan desain website atau aplikasi
- PDF Viewer
- Music Player
- Video Player
Cuma butuh tujuh aplikasi yang harus ada di laptop. Dan setelah mencari-cari referensi, ketujuhnya bisa didapatkan secara gratis dan legal (resmi). Aplikasi yang saya gunakan mungkin terbilang sudah cukup umum, tapi barangkali ada yang belum tahu, jadi coba saya share saja untuk menambah referensi kamu yang membaca ini nanti.
1. Text Editor
Di awal kerja dulu, saya memilih Sublime Text sebagai teman untuk mengembangkan website, sebelum akhirnya menemukan Visual Studio Code yang lebih canggih dan komplit karena dilengkapi berbagai macam plugin dan fitur GIT untuk versioning code.
https://www.sublimetext.com/ |
https://code.visualstudio.com/ |
2. Web Browser
Google Chrome rasanya sudah jadi web browser yang dimiliki tiap pengguna laptop. Bahkan ada guyonan, web browser bawaan sistem operasi entah itu Internet Explorer, Microsoft Edge, atau Safari cuma digunakan sekali, yaitu untuk mengunduh Google Chrome. Selain Chrome, saya juga menggunakan Opera karena memiliki fitur VPN yang cukup membantu saat perlu mengakses tutorial tentang pekerjaan yang diblok oleh penyedia layanan internet lokal.
https://www.google.com/chrome/ |
https://www.opera.com/ |
3. File Transfer Protocol (FTP)
Filezilla adalah pilihan yang tepat, dan sampai sekarang masih gratis.
https://filezilla-project.org/ |
4. Design Tools
Setelah memeriksa aplikasi yang dibutuhkan untuk membuat desain yang saya buat, akhirnya Adobe Photoshop dan Illustrator bisa pelan-pelan saya tinggalkan. Karena ternyata kebanyakan desain yang saya buat hanya seputar user interface design, desain banner sederhana, dan pengolahan ilustrasi berbasis vektor yang juga sederhana.
Adobe XD saya manfaatkan untuk membuat user interface design beserta prototype-nya, yang ternyata bisa saya manfaatkan juga untuk pembuatan banner image. Sementara untuk pengolahan vektor, saya baru saja menemukan kalau aplikasi Figma sudah cukup mengakomodasi kebutuhan saya saat ini.
https://www.adobe.com/sea/products/xd.html |
https://www.figma.com/ |
5. PDF Viewer
Kalau menggunakan sistem operasi Macintosh, aplikasi bawaan bernama Preview sudah cukup untuk membuka dokumen PDF dan dokumen-dokumen lainnya (DOC, JPG, PPT, dan masih banyak lagi). Atau bisa juga memanfaatkan Google Chrome sebagai PDF Viewer.
Kalau mau yang lebih lengkap, bisa coba install aplikasi Libre Office. Ini aplikasi all-in-one package yang berisi aplikasi pengolah kata (Word), tabel (Excel), presentasi (Powerpoint), dan masih banyak lagi.
https://www.libreoffice.org/ |
6. Music Player
Spotify Desktop Free jadi andalan saya sekarang untuk mendengarkan lagu-lagu dari band favorit dan juga podcast dengan berbagai pembahasan menarik. Bagi saya tidak masalah menggunakan aplikasi yang berisi iklan, selama itu gratis dan resmi. Karena ketika nanti sudah memiliki alokasi dana untuk berlangganan yang premium, maka saya pasti akan dengan senang hati melakukannya.
https://www.spotify.com/id/ |
7. Video Player
VLC Player sudah jadi andalan saya sejak lama. Aplikasinya yang cukup ringan dan mendukung cukup banyak ekstensi video adalah alasannya. Memutar film di VLC bisa dibilang akan sangat minim gangguan.
https://www.videolan.org/ |
●●●
Kesimpulan
Walaupun sudah pelan-pelan mengurangi penggunaan aplikasi bajakan, sejujurnya saya masih belum seratus persen bersih dari hal itu, karena memang tidak akan bisa langsung berjalan mulus pada prosesnya. Terlebih lagi karena masalah harga dari aplikasi atau konten yang ingin kita gunakan atau nikmati, yang bisa dibilang masih cukup mahal bagi kita untuk saat ini.
Kalau akhirnya belum menemukan alternatif gratis dan resmi dari aplikasi atau konten yang kita butuhkan, semoga kita bisa memiliki kemampuan untuk membelinya. Karena semahal apapun barang atau jasa, tidak akan jadi masalah selama itu sebanding dengan kualitasnya dan kita mampu membelinya.
⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼
Comments
Post a Comment