Disiplin Dulu Saja, Efeknya Nanti Juga Terasa
Source: unsplash.com |
Singkat cerita setelah begitu banyak percobaan belajar membaca, saya bisa juga akhirnya. Efeknya, saya jadi kecanduan untuk membaca apa pun saat itu, mulai dari iklan di TV, spanduk di sepanjang jalan menuju sekolah, sampai buku komik yang bisa saya baca habis kurang dari satu hari.
Disiplin mau belajar membaca walau harus kena marah tiap harinya, akhirnya saya syukuri di kemudian hari efeknya.
●●●
Hingga sekarang, mungkin tidak di semua hal, tapi untuk urusan berangkat kerja dan mengerjakan sesuatu, saya selalu berusaha untuk bisa disiplin.
Berangkat kerja misalnya, karena merasa harus bisa memberikan timbal balik kepada perusahaan yang sudah memberikan penghidupan, saya pun berusaha memberikan apa yang saya punya juga, salah satunya tidak telat sampai di kantor.
Dan untuk urusan mengerjakan sesuatu tidak jauh beda. Entah pekerjaan kantor maupun freelance, saya berusaha sebaik dan setepat mungkin untuk mengerjakan segala sesuatunya. Untuk bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan, jika memang perlu bertanya kesana kemari untuk bisa menyelesaikannya ya akan saya lakukan. Kalau ternyata tidak bisa menyelesaikan sesuai waktu yang ditentukan, ya segera saya beritahukan. Untuk urusan pekerjaan, disiplin dalam berkomunikasi adalah yang selalu coba saya terapkan.
Source: unsplash.com |
Kebiasaan itu coba saya bawa juga ke urusan proyek personal. Ada beberapa hal yang saat ini sedang saya kerjakan, tapi tentu yang paling rutin adalah blog ini. Memperbaharui konten yang ada di blog hampir di tiap minggu adalah target kerja saya. Kondisi spesial bisa terjadi jika ada pekerjaan dan acara lain yang memang perlu dilakukan, maka konten baru di blog biasanya akan tayang di minggu berikutnya lagi.
Dengan menerapkan target kerja itu, otomatis saya harus mendisiplinkan pikiran dan badan untuk mau meluangkan waktu beberapa jam menulis. Harusnya tidak jadi masalah bukan kalau kita disiplin dalam melakukan hal yang kita suka, tapi percayalah waktu ketika kita merasa bosan dengan rutinitas mengerjakan hal yang kita suka juga akan muncul. Percayalah.
Dan bagaimana kalau waktu itu tiba? Ya tetap harus dipaksa pikiran dan badan kita untuk melakukan rutinitas yang sudah kita janjikan pada diri sendiri. Karena sekalinya kita terlena untuk mempersilahkan masuk rasa malas, dia akan susah pergi.
Ini bukan berarti kita tidak boleh berisitirahat dari rutinitas dan menikmati hidup ya. Tapi lebih kepada jangan sampai waktu beristirahat dan bersantai-santai malah punya porsi terlalu besar sampai lupa mengerjakan hal-hal produktif lainnya.
●●●
Source: unsplash.com |
Pengalaman mengerjakan skripsi adalah contoh nyata bagi saya. Di semester terakhir kuliah yang hanya menyisakan beberapa mata kuliah saja termasuk skripsi, otomatis jam luang saya diluar urusan perkuliahan di kelas akan semakin banyak. Ada peluang untuk bersantai-santai menikmati waktu luang, main game di laptop, nonton film, banyak lah.
Tapi karena ada tanggung jawab untuk menyelesaikan skripsi, akhirnya saya coba buang peluang itu. Saya lebih memilih untuk mengerjakan skripsi tiap hari, sekecil apa pun progress nya, yang penting ada kemajuan setiap hari. Mau itu cuma bimbingan dengan dosen selama 10 menit, menambah 1 paragraf, edit paragraf yang sudah dibuat beberapa hari lalu. Sekecil apa pun tidak masalah, yang penting saya masih mendapatkan ritme untuk mengerjakan dan menyelesaikan skripsi.
Akhirnya progress kecil-kecil itu berhasil berujung juga pada lulus tepat waktu. Semua soal mental dan disiplin.
●●●
Kembali lagi ke soal blog. Dari puluhan tulisan yang sudah saya buat, tentu ada beberapa di antaranya yang saya buat dalam kondisi yang sedang jenuh untuk menulis, tapi tetap saya lakukan karena sudah komitmen pada diri sendiri. Memang harus dipaksa. Dan walau dalam kondisi seperti ini, sebisa mungkin saya juga akan bekerja tanpa mengurangi kualitas.
Dan lama-lama efeknya mulai terasa. Secara otomatis ketika hari untuk menulis blog tiba, saya dengan mudah bisa langsung berlama-lama di depan laptop untuk menulis, tanpa perlu membuang banyak waktu. Dampak lainnya, proses menulis bisa saya selesaikan lebih cepat, efek terbiasa melakukannya dan tidak membuang-buang banyak waktu.
●●●
Penutup
Selain disiplin, satu hal lain yang membuat saya juga terus menulis di blog ini adalah tidak terlalu memusingkan urusan berapa banyak views, comments, atau share di tiap tulisan saya. Mau cuma satu dua orang yang membaca bagi saya tidak jadi masalah, selama mereka benar-benar membaca apa yang saya tulis, apalagi bisa mendapat manfaat juga darinya
Fokus pada manfaat akhirnya bisa membuat saya terus disiplin juga menulis di blog.
Disiplin memang bukan solusi cepat untuk apa yang berusaha kita capai. Prosesnya panjang, dan rawan untuk ditinggal di tengah jalan. Tapi kalau mau komitmen untuk terus melakukannya, efeknya akan berjangka panjang dan susah hilang.
⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼
Baca artikel terkait:
Yang tentang skripsi itu, ceritanya hampir2 mirip sama aku. Klo aku dulu, motivasinya pengin bayar spp gak lebih dari 8 semester. Alhamdulillah terkabul. Disiplin itu kesannya gak enak, tp sebenarnya itu menyelamatkan kita. Anyway, blognya bagus kak...
ReplyDeleteYup, motivasi saya yang lain ketika disiplin menyelesaikan skripsi adalah juga karena tidak tega harus merepotkan orang tua lagi kalau sampai tidak lulus tepat waktu.
DeleteTerima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya mbak